Relevansi Konsep Kemudahan Mahar dengan Tingkat Perceraian di Indonesia, (Studi Pemahaman Tafsir Nusantara Tentang Mahar)

Abstract

Tingginya kasus perceraian di Indonesia harus menjadi perhatian yang serius oleh banyak kalangan, baik pemerintah maupun masyarakat. Tulisan ini adalah untuk membahas adanya konsep hadis taysiru al-Sidaq (permudahan dalam mas kawin) yang salah dipahami oleh sebagian muslim di Indonesia, yang berdampak pada maraknya perceraian di Indonesia. Padahal Para Mufassirin Nusantara seperti Prof. Dr. Quraisy Syihab dan Buya Hamka selalu menekankan akan urgensitas mahar sebagai tolok ukur kemapanan seorang laki-laki sebelum melangsungkan pernikahan. Dengan menggunakan metode kualitatif-deskriptif penulis mendeskripsikan permasalahan berdasarkan data-data fenomenologi pernikahan yang terkesan dimudahkan di Indonesia, sementara ada konsep mempersulit untuk pernikahan di Arab. Dari dua konsep tersebut dapat ditarik kesimpuan bahwa pemberian mas kawin yang ideal adalah 8 gr emas menurut Imam Maliki. Kurang dari itu, seorang laki-laki cenderung menganggap remeh urusan perempuan sehingga terjadilah banyak kasus perceraian.