Religious Moderation in Inclusive Village of Salamrejo, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta
Abstract
Religious moderation is required in a multicultural society. One of the aspect of religious moderation is respect for minority rights. This study aims to identify a portrait of religious moderation in Salamrejo Village, Kulon Progo, DIY, where this village is also home to the Believers, namely the Majelis Eklasing Budi Murko (MEBM). This research uses a qualitative approach. Primary data collection was carried out through in-depth interviews towards the Salamrejo Village Secretary. While secondary data was obtained from journals, books, websites, news, and official social media of Salamrejo Village. This research results forms of religious moderation in Salamrejo Village consist of : 1) Tasamuh (Principle of Tolerance) includes freedom of religion, acceptance, and positive thoughts; 2) Musawah (Egalitarian Principles) includes access to services, facilitating social acceptance, and improving policies; and 3) Syura (deliberation principles) including relations with stakeholders and among religious leaders.
Keywords: Multiculturalism; Religious Moderation; Majelis Eklasing Budi Murko MEBM)
Full Text:
PDFReferences
Adzkiya, U., & Fadhilah, I. (2020). Inklusi Sosial Penghayat Kepercayaan; Upaya Mendorong Hak Warga Negara Penganut Kepercayaan Sedulur Sikep Kudus. At-Taqaddum, 12(1), 91. https://doi.org/10.21580/at.v12i1.5622
Akhmadi, A. (2019). MODERASI BERAGAMA DALAM KERAGAMAN INDONESIA. Jurnal Diklat Keagamaan, 13(2).
Azra, A. (2007). Identitas dan Krisis Budaya, Membangun Multikulturalisme Indonesia. FE UI.
Bagaimana Salamrejo Menjadi Desa Inklusi. (2020). Institut Dialog Antar-Iman Di Indonesia. https://www.interfidei.or.id/publikasi/p15t47zrg1zq
Bashori, D. A. (2013). Konsep Moderat Yusuf Qardhawi : Tolak Ukur Moderasi dan Pemahaman Terhadap Nash. Jurnal Penelitian Dan Kajian Keagamaan, 36(1).
Burhanuddin, M. (2016). Toleransi Antar Umat Beragama Islam Dan Tri Dharma. Universitas Islam Negeri Walisongo.
Damami, M. (2011). Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa pada Periode 1973-1983: Sebuah Sumbangan Pemahaman tentang Proses Legalisasi Konstitusional dalam Konteks Pluralitas Keberagamaan di Indonesia. Kementerian Agama RI.
Desa Salamrejo Bersiap Menjadi Desa Inklusif yang Akan Mengampu Seluruh Masyarakat Rentan dan Marjinal. (2020). KAGAMA. https://kagama.id/desa-salamrejo-bersiap-menjadi-desa-inklusif-yang-akan-mengampu-seluruh-masyarakat-rentan-dan-marjinal/
Heraningtyas, R. (2020). Terbukanya Ruang Baru bagi Agama Lokal: Studi Kasus Penerimaan Majelis Eklasing Budi Murko (MEBM) di Desa Salamrejo. PolGov, 2(1).
Lubis, F. A. N. (2006). Multikulturalisme dalam Politik: Sebuah Pengantar Diskusi. Jurnal Antropologi Sosial Budaya ETNOVISI, 2(1).
Mahfud, C. (2009). Pendidikan Multikultural. Pustaka Pelajar.
Mujiburrahman. (2013). Islam Multikultural : Hikmah, Tujuan, dan Keanekaragaman dalam Islam. Jurnal Addin, 7(1).
Mustaqim, A. (2020). Kontribusi Lamat-lamat Kelompok Penghayat PEBM. Medcom.Id. https://www.medcom.id/nasional/daerah/DkqlnXRb-kontribusi-lamat-lamat-kelompok-penghayat-pebm
Nadhir, M. (n.d.). Ada 187 Kelompok Penghayat Kepercayaan yang Terdaftar di Pemerintah. Kompas. https://nasional.kompas.com/read/2017/11/09/12190141/ada-187-kelompok-penghayat-kepercayaan-yang-terdaftar-di-pemerintah?page=all
Nur, A., & Lubis, M. (2015). KONSEP WASATHIYAH DALAM AL-QURAN; (STUDI KOMPARATIF ANTARA TAFSIR AL-TAHRÎR WA AT-TANWÎR DAN AISAR AT-TAFÂSÎR). An-Nur, 4(2).
Perdana, A. K. (2016). Menemukan Tuhan Dalam Kepribadian. SATUNAMA. https://satunama.org/2713/menemukan-tuhan-dalam-kepribadian/
Perdana, A. K. (2018). Festival Kearifan Lokal : Ajang Interaksi Penghayat Kepercayaan dan Masyarakat Umum. SATUNAMA. http://satunama.org/5345/ajang-interaksi-penghayat-dan-masyarakat-umum/
Profil Desa Salamrejo. (2019). salamrejo-kulonprogo.desa.id/index.php/artikel/2019/4/9/profil-desa
Purwaningsih, E. (2014). Organisasi Penghayat : Paguyuban Eklasing Budi Murko (PEMB). DPAD DIY. http://dpad.jogjaprov.go.id/article/library/vieww/organisasi-penghayat-paguyuban-eklasing-budi-murko-pebm-590
Rahmawati, W. (2022). No Titl.
Rofiq, A. C. (2014). Kebijakan Pemerintah terkait Hak Sipil Penghayat Kepercayaan dan Implikasinya terhadap Perkembangan Penghayat Kepercayaan di Ponorogo. Kodifikasia, 8(1).
Simuh. (2003). Islam dan Pergumulan Budaya Jawa. Teraju.
Suheri. (2022). TOWARDS AN INTERRELIGIOUS ENGAGEMENT:A Case Study ofPaguyuban Eklasing Budi Murko (PEBM) in Kulon Progo, Yogyakarta. Religió: Jurnal Studi Agama-Agama, 12(1). https://doi.org/10.15642/religio.2022.12.1.64-82
Suwarno, I. S. (2005). Mistik dalam Berbagai Kebatinan Jawa. Raja Grafindo Persada.
Tanya Jawab Moderasi Beragama. (n.d.). Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI.
Warsito, et al. (1973). Di Sekitar Kebatinan. Bulan Bintang.
Refbacks
- There are currently no refbacks.