The Position of Kiai Sepuh in Implementing the Buka Luwur Tradition of Sunan Kudus at the Menara Kudus

Siti Noor Janah

Abstract


This article aims to describe the position of elderly kiai in various series of Sunan Kudus Iftar events, as well as the factors that build public trust in the position of elderly kiai in the implementation of Sunan Kudus Buka Luwur tradition. The type of research used is field research using qualitative methods. The data collection technique was in the form of observations at the Kudus Tower, which is the place where the buka luwur tradition is carried out, with the leadership of the elder kiai to obtain information from related parties, then the researcher received instructions on the next steps regarding the sources to ask for data regarding the position of the elder kiai in the Sunan Kudus buka luwur tradition. The researchers conducted interviews with a total of 6 (six) sources, namely elderly kiai, public relations, historians of Kudus town and the surrounding community, as well as documentation on the implementation of the Sunan Kudus fast. The data obtained from informants will be analysed using Max Weber's theory of authority. The findings of this research are, firstly, that the elder kiai as leaders in various series of Sunan Kudus's open luwur tradition events are appointed on the basis of ability, not lineage. Many elder kiai were invited to conduct the Lenten Luwur Tradition, but those appointed as leaders in the series of traditional events were only a few kiai with their respective abilities who had been considered by the Kudus Tower Committee. Replacements for kiai who are unable to attend need not be descendants of the previous elder kiai. Second, the factors that support the public's trust in the elder kiai in the implementation of the Sunan Kudus fast are the educational background of the elder kiai, the charismatic factor or leadership of the elder kiai, and the factor of public trust in the appointment of the elder kiai as the leader of a series of traditions by the management on the basis of consideration.


Kedudukan Kiai Sepuh dalam Pelaksanaan Tradisi Buka Luwur Sunan Kudus di Menara Kudus. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan kedudukan kiai sepuh dalam berbagai rangkaian acara buka luwur Sunan Kudus, serta faktor yang membangun kepercayaan masyarakat terhadap kedudukan kiai sepuh dalam pelaksanaan tradisi buka luwur Sunan Kudus. Jenis penelitian yang digunkan adalah lapangan atau field research dengan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data berupa observasi di Menara Kudus yang merupakan tempat pelaksanaan tradisi buka luwur dengan kepemimpinan kiai sepuh untuk mendapatkan informasi dari pihak terkait, kemudian peneliti mendapatkan petunjuk langkah selanjutnya berkaitan dengan narasumber untuk dimintai data terkait kedudukan kiai sepuh dalam tradisi buka luwur Sunan Kudus. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan jumlah narasumber sebanyak 6 (enam) orang yaitu kiai sepuh, humas, sejarawan Kota Kudus dan masyarakat sekitar, serta dokumentasi pelaksanaan buka luwur Sunan Kudus. Data yang diperoleh dari informan akan dianalisis menggunakan teori otoritas Max Weber. Hasil yang diperoleh dari  penelitian ini adalah pertama, kiai sepuh sebagai pemimpin di berbagai rangkaian acara trdaisi buka luwur Sunan Kudus ditunjuk  berdasarkan kemampuan, tidak dari keturunan. Kiai sepuh banyak yang diundang dalam pelaksanaan tradisi buka luwur, namun yang ditunjuk sebagai pemimpin dalam rangkaian acara tradisi hanya beberapa kiai dengan kemampuan masing-masing yang telah dipertimbangkan oleh pihak panitia Menara Kudus. Penggantian bagi kiai yang berhalangan hadir tidak harus dari keturunan kiai sepuh sebelumnya. Kedua, faktor yang mendukung kepercayaan masyarakat kepada kiai sepuh dalam pelaksanaan buka luwur Sunan Kudus adalah dari faktor latar belakang pendidikan kiai sepuh, faktor karismatik atau kepemimpinan kiai sepuh serta faktor kepercayaan masyarakat terhadap penunjukkan kiai sepuh sebagai pemimpin rangkain tradisi yang dilakukan oleh kepengurusan atas dasar pertimbangan keahlian dari kiai sepuh.


Keywords


Authority; Buka Luwur; Kiai Sepuh.

Full Text:

PDF

References


Fadhilah, A. (2011). Struktur dan pola kepemimpinan kyai dalam pesantren di jawa. Hunafa: Jurnal Studia Islamika, 8(1), 101. https://doi.org/10.24239/jsi.v8i1.89.101-120

Ismaya, E. A., Fathurohman, I., & Setiawan, D. (2017). Makna dan Nilai Buka Luwur Sunan Kudus. Jurnal Kredo, 1(1), 44–57. https://doi.org/10.24176/kredo.v1i1.1752

Jakaria Umro. (2019). Jurnal Al-Makrifat Vol 4, No 1, April 2019. Jurnal Al Makrifat, 4(1), 26.

Marbun, S. (1996). Pemerintahan Berdasarkan Kekuasaan Dan Otoritas. Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM, 3(6), 28–43. https://doi.org/10.20885/iustum.vol3.iss6.art4

Patras, Yuyun Elizabeth, Organizational Citizenship Behavior. Kota Bandung, 2023. https://books.google.co.id/books?id=WI26EAAAQBAJ&pg=PA45&dq=Colquitt,+LePine+tentang+kepercayaan&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&source=gb_mobile_search&sa=X&ved=2ahUKEwii2qGZvbGDAxXX3jgGHRPiCBEQ6wF6BAgMEAU#v=onepage&q=Colquitt%2C%20LePine%20tentang%20kepercayaan&f=false

Rijali, A. (2018). Analisis Data Kualitatif Ahmad Rijali UIN Antasari Banjarmasin. 17(33), 81–95.

Rohmat, N. (2017). Peran Kyai Dalam Upaya Pembaruan Pendidikan di Pondok Pesantren Tri Bhakti At-Taqwa Rama Puja Raman Utara Lampung Timur. 1–164. https://repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2969/1/Skripsi IAIN Metro 21.pdf

Rokhmawan,Tristan, dan Mochammad Bayu Firmansyah. "Kenapa Kita Harus Peraya Legenda Kiai? (Studi Kepercayaan Muslim Terhadap LegendaKiai Sepuh di Kota Pasuruan)." Jurnal Al Makrifat 4,no. 1 (2019): 12. http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/makrifat/article/view/3297.

Rosyid,Moh. ”Islam dan Kearifan Lokal: Kajian Trdisi Khoul Sunan Kudus.” Jurnal Studi Keislaman 19, no. 2, (2019): 293. http://dx.doi.org/10.24042/ajsk.v19i2.3370

Sulfiana, Andi Agustang, Muhammad Syukur."Eksistensi Masyarakat Berdasarkan Status Sosialnya di Desa Palangiseng Kecamatan Lilirilau Kabupaten Soppeng." Pendidikan dan Konseling 4, no. 6 (2022: 7000. , https://doi.org/10.31004/jpdk.v4i6.9435

Susanto, E. (2012). Perspektif Masyarakat Madura. Karsa, XI(1), 30–40.

Weber, Max, The Theory of Social and Economic Oganization. New York: The Falcon's Wings Press, 1947. libgen.li/file.php?md5=3f1630332813259a3164994c4ee37f2e.

Zaki, M. Z. S. (2022). Kyai, Pesantren dan Modernitas. Taqorrub: Jurnal Bimbingan Konseling Dan Dakwah, 2(1), 30–45. https://doi.org/10.55380/taqorrub.v2i1.209


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 Proceeding of Postgraduate International Conference on Islamic Studies

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

 

Proceedings of the Postgraduate International Conference on Islamic Studies (PICIS)
Published by Postgraduate Program of State Islamic Institute of Kudus, Indonesia
Street Conge Ngembalrejo Bae Kudus Po Box. 51
Phone: +62291-432677
Website: https://pascasarjana.iainkudus.ac.id/
Email: pascasarjana@iainkudus.ac.id

E-ISSN : xxxx-xxxx

Creative Commons License
Proceeding of Postgraduate International Conference on Islamic Studies (PICIS) is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.